Selasa, 15 Maret 2011

Ponsel Dapat Deteksi Kanker

Seiring perkembangan jaman, perkembangan teknologi pun semakin canggih. Kalau kita hanya mengenal fungsi handphone hanya untuk komunikasi dan entertaintment, sekarang ponsel telah dapat mendeteksi sel kanker hanya dalam waktu 1 jam. Baru-baru ini peneliti telah membuat perangkat kecil, untuk mendeteksi benjolan termasuk kanker yang berbahaya atau jinak.
Sebelumnya, ahli onkologi umumnya menggunakan jarum tebal untuk mengambil beberap sel dari benjolan agar dapat dianalisa di lab. Tetapi uji coba umumnya memakan waktu hingga berhari-hari dan terkadang tidak memberikan kesimpulan yang pasti.
 
Karena hal itulah Ralph Weissleder, Ilmuwan asal Massachusetts General Hospital di Boston, AS, mengembangkan mesin Nuclear Magnetic Resonance (NMR) kecil, sbeuah alat yang memungkinkan peneliti mengidentifikasi senyawa kimia dengan mengetahui reaksi mereka di medan magnet.
 
Tak hanya itu, mereka juga sukes menemukan cara untuk melampirkan nanopartikel magnetik ke dalam protein sehingga dapat memilih protein tertentu seperti yang ditemukan dalam tumor. Mesin NMR standar yang biasa digunakan di lab kimia memiliki ukuran sebesar lemari.
 
Tetapi menggunakan teknologi yang dikembangkan, alat itu hanya memiliki ukuran sebesar cangkir kopi. Agar dapat mengetahui alat baru ini dimanfaatkan di klinik kanker, peneliti MGH menggunakan prosedur standar untuk mengambil sel mencurigakan dari tubuh pasien.
 
Kemudian mereka memberikan label pada sel dengan berbagai nanopartikel magnetik yang didesain untuk melekat pada proptein yang berhubungan dengan kanker, kemudian menyuntikan sel tersebut ke mesin NMR mini yang telah dibuat.
 
Data yang keluar alat tersebut dapat dibaca oleh pengguna aplikasi di smartphonenya. Mendeteksi sembilan protein untuk mencari sel kanker. Dengan mengombinasikan empat dari sembilan hasil penelitian terhadap protein tersebut, tim MGH berhasil mendiagnosa biopsi 48 dari 50 pasien dalam waktu kurang dari 1 jam per pasien.

Charger Nirkabel ?

Sumber Daya Manusia Indonesia memang tak kalah berkualitas dengan SDM negara maju. Bahkan kali ini peneliti dari Universitas Indonesia berhasil menemukan cara baru dalam melakukan transfer energy listrik melalui media nirkabel (tanpa kabel).


Bahkan salah satu aplikasi dari teknologi transfer energy listrik nirkabel ini kedepannya bisa diterapkan untuk pengisian baterai ponsel melalui udara atau tanpa kabel. “Penelitian ini telah kami laksanakan sejak tahun 2009 hingga sekarang,” ungkap Dr Ing Eko Adhi Setiawan, dosen dan peneliti dari Departemen Teknik Elektro Universitas Indonesia.

Selama ini, perusahaan ponsel asal Amerika Serikat telah menggunakan prinsip aplikasi ini pada ponsel pintar mereka, Palm Pre. Baterai ponsel ini dapat diisi dengan hanya menaruh ponsel ini dengan sebuah dok pengecas tanpa kabel bernama TouchStone.

Sandy Bridge


Sandy Bridge merupakan suatu teknologi prosesor terkini. Teknologi ini merupakan jembatan teknologi prosesor ke masa depan.. Pasalnya, Sandy Bridge merupakan perubahan terbesar yang dilakukan Intel sejak era Pentium 4.
Didalam mikroarsitektur sebelumnya, Intel lebih banyak mengoptimasi kinerja tiap komponen, tanpa mengubah cara kerja komponen tersebut. Jika prosesor dianalogikan sebagai sebuah rumah, Intel cuma melakukan renovasi terhadap rumah tersebut.
Namun di Sandy Bridge, Intel betul-betul membangun sebuah rumah baru. Seluruh komponen diperbarui, mulai dari branch predictor, out-of-order execution, sampai kerja memory subsystem.
Namun yang terpenting dalam Sandy Bridge adalah wujud sebenarnya dari fusion processor, alias prosesor yang menyatukan seluruh komponen prosesor ke dalam sekeping silikon.
Intel sudah melakukan kebijakan integrasi ini sejak 2 tahun lalu. Pada generasi prosesor Bloomfield, mereka memasukkan memory controller. Pada Lynnfield, giliran PCI-E controller yang masuk. Puncaknya di era Clarkdale, ketika Intel chip grafis onboard.
Sebuah catatan penting dari seluruh proses tersebut: seluruh komponen sebenarnya masih terpisah dalam keping-keping silikon yang berbeda. Nah, hal itulah yang Intel rombak di Sandy Bridge. Seluruh komponen di dalam prosesor Sandy Bridge berada dalam sekeping silikon yang dibuat dengan fabrikasi 32nm.
Komponen di dalam prosesor ini sendiri kurang lebih sama seperti Nehalem. Yang pertama tentu saja inti prosesor. Pada Sandy Bridge generasi pertama ini jumlah inti masih 2 dan 4, namun akan disusul generasi berikutnya yang memiliki 6 dan 8 inti.

Minggu, 06 Maret 2011

Apa sih LTE itu ??

Akses Paket Kecepatan Tinggi (Inggris: High-Speed Packet Access) adalah koleksi protokol telepon genggam dalam ranah 3,5G yang memperluas dan memperbaiki kinerja protokol Universal Mobile Telecommunications System (UMTS). High-Speed Downlink Packet Access (HSDPA), High-Speed Uplink Packet Access (HSUPA), dan High Speed Packet Access+ (HSPA+) adalah bagian dari keluarga High-Speed Packet Access (HSPA).
HSPA merupakan hasil pengembangan teknologi 3G gelombang pertama, Release 99 (R99). Sehingga HSPA mampu bekerja jauh lebih cepat bila dibandingkan dengan koneksi R99. Terkait jaringan CDMA, HSPA dapat disejajarkan dengan Evolution Data Optimized (EV-DO) yang merupakan perkembangan dari CDMA2000.
Jaringan HSPA sebagian besar tersebar pada spektrum 1900 MHz dan 2100 MHz namun beberapa berjalan pada 850 MHz. Spektrum yang lebih besar digunakan karena operator dapat menjangkau area yang lebih luas serta kemampuannya untuk refarming dan realokasi spektrum UHF.
HSPA menyediakan kecepatan transmisi data yang berbeda dalam arus data turun (downlink) dan dalam arus naik (uplink), terkait standar pengembangan yang dilakukan Third Generation Partnership Project (3GPP). Perkembangan lanjutan HSPA dapat semakin memudahkan akses ke dunia maya karena sarat fitur rapi dan canggih sehingga dapat mengurangi biaya transfer data per megabit.
Pada tahun 2008 terdapat lebih dari 32 juta koneksi HSPA di dunia. Hal ini bertolak belakang dengan akhir kuartal pertama 2007 yang hanya berjumlah 3 juta. Pada tahun yang sama, sekitar 80 negara telah memiliki layanan HSPA dengan lebih dari 467.000 jenis perangkat HSPA yang tersedia di seluruh dunia, seperti perangkat bergerak, notebook, data card, wireless router, USB Modem.

Apa sih HSDPA, HSUPA, HSPA+ itu ?
·         HSDPA merupakan salah satu protokol yang memperbaiki proses downlink atau penurunan data dari server ke perangkat (unduh), dengan kecepatan mencapai 14,4 Mbit/s. Sedangkan proses uplink dalam teknologi HSDPA mencapai 384 kbit/s. Dengan kecepatan tersebut, pengguna perangkat bergerak dapat menerima data yang berukuran besar seperti lampiran pada e-mail, presentasi dalam bentuk Power Point, atupun dapat membuka halaman Web. Sebagai gambaran, jaringan HSDPA dengan kecepatan 3,6 Mbit/s dapat mengunduh data musik yang berukuran sekitar 3 Mb dalam waktu 8,3 detik dan data video yang berukuran 5 Mb dalam waktu 13,9 detik. HSDPA hadir sejak tahun 2006 di Eropa.

·         HSUPA merupakan salah satu protokol ponsel yang memperbaiki proses uplink atau penaikkan data dari perangkat ke server (unggah) yang mencapai 5,76 Mbit/s.Dengan kecepatan ini, pengguna dapat lebih mudah mengunggah tulisan, gambar, maupun video ke blog pribadi ataupun situs seperti YouTube hanya dalam waktu beberapa detik saja. HSUPA juga dapat mempermudah melakukan video streaming dengan kualitas DVD, konferensi video, game real-time, e-mail, dan MMS. Saat terjadi kegagalan dalam pengiriman data, HSUPA dapat melakukan pengiriman ulang. Tingkat kecepatan pengiriman juga dapat disesuaikan dengan keadaan ketika terjadi gangguan jaringan transmisi.HSUPA diluncurkan secara komersial pertama kali pada awal tahun 2007.

·         HSPA+ atau disebut juga Evolusi HSPA adalah teknologi standar pita lebar nirkabel yang akan hadir dengan kemampuan pengiriman data mencapai 42 Mbit/s untuk downlink dengan menggunakan modulasi 64QAM dan 11 Mbit/s untuk uplink dengan modulasi 16QAM. Pengembangan lainnya pada HSPA+ adalah tambahan penggunaan antena Multiple Input Multiple Output (MIMO) untuk membantu peningkatan kecepatan data. HSPA+ memberikan pilihan berupa arsitektur all-IP (Internet Protocol) yang dapat mempercepat jaringan serta lebih murah dalam penyebaran dan pengendaliannya. Sampai Agustus 2009, terdapat 12 jaringan HSPA+ di dunia dengan kecepatan downlink mencapai 21 Mbit/s. Pelopornya adalah Telstra di Australia pada akhir 2008. Sedangkan jaringan untuk kecepatan 28Mbit/s telah hadir untuk pertama kalinya di dunia dengan Italia sebagai negara perintisnya.
Pengembangan Teknologi Koneksi Nirkabel
Long Term Evolution (LTE) adalah teknologi radio 4G yang masih dalam tahap pengembangan oleh 3GPP dengan kemampuan pengiriman data mencapai kecepatan 100 Mbit/s secara teoritis untuk downlink dan 50 Mbit/s untuk uplink. Kecepatan ini dapat dicapai dengan menggunakan Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) pada downlink dan Single Carrier Frequency Division Multiplex (SC-FDMA) pada uplink, yang digabungkan dengan penggunaan